Kita tidak dapat memastikan bahwa kedepannya
kita masih dapat meminum air bersih atau tidak? Makanan yang tercukupi atau
tidak?
Anak-anak manis yang sehat atau anak-anak yang
cacat?
Rumah-rumah cantik dengan warna
cerah atau dinding-dinding rumah yang pudar dan kelam karena korosi?
Sinar matahari yang hangat atau radiasi
matahari yang menyakitkan?
Kita tidak pernah bisa tahu
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
Maka, dengan melihat itu Stephen
Hawking dan juga beberapa ilmuwan lainnya selalu mewaspadai kita untuk berpikir
lebih kedepannya dalam melakukan antisipasi. Kita tidak bisa memungkiri bahwa
tidak hanya kitalah makhluk yang cerdas dan pandai di galaksi ini. Ada begitu
banyak galaksi dengan kehidupannya yang mungkin lebih maju dari kita. Bisa
jadi, mereka akan menyerang kita beberapa ratus tahun lagi dan tidak bisa
menjamin bahwa mereka bersahabat atau tidak. Maka, untuk tetap bertahan dan
melihat wajah cucu-cucu kita kelak adalah dengan menyebar populasi kita sampai
ke ruang angkasa. Kita tidak memiliki cara untuk memperbaiki
kerusakan-kerusakan eksponen yang terus berlanjut.
Kita terus melompat
setinggi-tingginya. Tujuan kita adalah menggapai udara setinggi-tingginya. Kita
berpijak di tanah. Namun, semakin tinggi kita melompat, semakin retak pula
pijakan kita. Ketika kita ingin melompat lebih tinggi lagi, di mana tumpuan
kita? Sedang yang tertinggal adalah tumpuan yang retak. Kita tidak bisa apa-apa
selain memanfaatkan teknologi yang telah kita bangun selama berates-ratus
tahun. Apa gunanya kita merangkai roket secanggih-canggihnya bila bukan untuk
tetap bertahan hidup di tengah ancaman-ancaman yang semakin mendesak.
TAPI, adakah tempat terbaik selain bumi yang persentase layak huninya 100%
apa kita akan terus berbuat dan menguranginya hingga 70% bahkan 25% saja?
think more
TAPI, adakah tempat terbaik selain bumi yang persentase layak huninya 100%
apa kita akan terus berbuat dan menguranginya hingga 70% bahkan 25% saja?
think more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar