“jadi sudah berapa banyak jari
tangan kau beri untuk gadis gila itu?”
“entah! Ia selalu menolak. Aku
mencintai dia padahal..dia malah balik meneriakiku orang gila..”
“bila aku jadi kau, akan kuberi
telinga saja. Biar dia bisa dengar detak jantungku yang berdegup-degup ini
hmm…”
“aku justru ingin mencuri lebih
banyak mata..”
“aku menopleskan mata kiri
anakku. Lalu keesokannya ia tak pernah lagi terlihat. Kulihat ke kamarnya, ia
sudah tidur pulas rupanya”
“ke mana istrimu?”
“entah. Yang kutahu, ia
menggantungkan boneka mirip wajahnya di pintu kamar. Dan sekarang, rumah kami
mirip aroma melati”
“aku benar-benar menyukai gadis
itu. Sekali pun ia gila. Kugombal dia dengan air liruku menggantung-gantung,
rambutku dengan tatanan terbaik, dan pastinya dengan sepotong lidahku yang
sering enjulur ini. Ahh..dia saja yang tak melihat betapa gagahnya diriku”
“bhaahahahh!! Mungkin dia suka
gaya orang gila!”
“mungkin saja..”
“kau perlu ke salon, maneka..”
“kau perlu ke dokter, juan!
Bhahahahah!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar